Ore no Ie ni Nazeka Gakuen no Megami-sama ga Iribitatte Iru ken Chapter 30 Bahasa Indonesia.



CHAPTER 30 : Kedatangan Si Riajuu.

Karena kukira itu adalah wakeup call dari Wakamiya, aku mengangkat ponselku yang berdering.

“Selamat Pagiiiii !!! “ dan yang kudengar malah suara yang bernada tinggi dan menjengkelkan. Aku merasa ingin melempar ponselku, tapi sayangnya aku terlalu mengantuk untuk bisa melakukannya. Karena dia yang membangunku tidur maka pagi ini adalah pagi yang terburuk bagiku.

“ Kenapa kau menelponku pagi-pagi gini.” Keluhku kepada teman dekatku.

“ Oi Oi, sekarang udah jam 9 pagi, tahu !!  sudah waktunya bangun !!.”

“ Ha? “

Ketika mendengar “ jam 9 “ mataku langsung melek. Di saat yang sama keringat dingin mulai mengalir di dahiku, aku dengan spontan buru-buru melihat jadwal kerjaku.

“ Lah..hari ini libur, tumben..”

Ketika melihat kata “libur” pada jadwal kerjaku, aku jadi bernafas lega. Karena aku hampir setiap hari kerja sambilan, jadi manajer terkadang tidak mengizinkanku untuk bekerja terus, sehingga dia menuliskan kata “Libur” di jadwal kerjaku. Biasanya aku tidak pernah sepanik ini dan selalu mengingat hari liburku.

Tapi gara-gara kemarin..

Ya, kemarin adalah hari yang terberat di hidupku. hari itu aku sangat gugup sekali, sehingga sekarang aku sama sekali tidak bisa mengingat jadwal kerjaku. Aku bahkan sampai lupa kalau hari ini adalah hari liburku.

“ Oi, halo ! jangan abaikan aku oi

“ Oi, halo ! jangan abaikan aku oi

Entah bagaimana suara telepon yang kubenci itu tiba-tiba terdengar bergema. Aku sampai bingung dengan fenomena tersebut. Apa jangan-jangan ponselku rusak? Susah juga kalau aku harus pergi memperbaikinya.

Buk,buk,buk…

Aku mendengar suara ketukan pintu. Tapi, baik kurir maupun Wakamiya tidak pernah mengetuk pintunya seperti itu.

Jangan-jangan---

“ Kenichi, kau ingin aku membukakan pintu? “

“ Ya ! bukain, dong ! “

“ Ya ! bukain, dong ! “

Mendengar suara teleponnya barusan, aku menghela nafas dan segera membuka pintu depanku. Ketika membukanya, ikeman itu berdiri di depanku dengan senyum menyegarkan di wajahnya. Dia terlihat membawa peralatan pembersih dan sebuah kantong sampah di tangannya. Sudah jelas apa maksud dan tujuannya datang ke sini.

“ Kenapa kau datang ke tempatku? “

“ Hei hei..rumah Towa,‘kan kotor. Jadi, aku berniat membersihkannya ! kau harus berterima kasih padaku, tau.”

“ Kalau mau datang ke tempatku itu bilang dulu, kek. Apalagi sekarang hari minggu.”

“ Kalau aku bilang, nanti aku gak bisa liat koleksi rahasianya Towa. Boleh kulihat? Aku penasaran seleramu kayak gimana.”

“ Aku gak punya koleksi yang begituan. Jadi... kenapa kau tiba-tiba datang? “

“ Sesekali aku ingin datang mengejutkanmu.”

“ Kau benar-benar merepotkan.”

Aku tersenyum pahit saat Kenichi tertawa. Sebenarnya, dia datang karena mengkhawatirkan kehidupanku yang sangat amburadul ini. Dan karena alasan itu, Kenichi sering meluangkan waktunya untuk datang ke rumahku. Meskipun aku ingin menjauh darinya, Kenichi selalu mendekatiku.

Dia sangat mirip dengan Wakamiya. Mereka berdua adalah tipe orang yang tidak ingin menyerah. Mungkin ini sebabnya mereka di kelilingi oleh banyak orang. Selain penampilanya yang menarik, dia juga memiliki kepribadian yang baik.

Tapi dia menyebalkan..

“ Oke, aku masuk,ya..”

“ Masuklah, kau tidak akan menemukan apa-apa.”

“ Halah, tempat Towa 'kan banyak sampah, gak mungkin aku gak menemukan sesuatu.”

Ketika Kenichi berjalan beberapa langkah dari pintu masuk, dia seketika terdiam, mulutnya terbuka lebar, dan peralatan pembersih yang dia pegang jatuh ke lantaiku yang berderak.

“ Apa-apaan ini 1?!?! “ Teriak Kenichi.

Teriakannya seperti itu bakalan menganggu tetangga sekitar, tapi untungnya aku tidak punya tetangga.

“ Sekaget itu, kah? Lebay banget.”

“ Ya jelas kaget, lah !! kamarmu bersih banget !! “

“ Ada kalanya kamarku bersih, tau.”

“ Biasanya setiap kali aku datang ke sini pasti berantakan banget, kayak rumah baru kemalingan. Tapi, sekarang sudah kinclong banget. Ya wajar aja aku kaget !! bukan hanya bersih tapi sudah layak dan nyaman untuk dihuni!!! “

Kenichi memperhatikan sekelilingnya dengan mata berbinar-binar seperti anak kecil yang sedang menemukan sesuatu yang menarik.

“ Benar-benar luar biasa. Hm... hanya ada satu orang yang bisa melakukan ini.”

“ Hmn? Begitu ya? “ gumamku.

Lalu aku menuangkan secangkir teh dan memberikannya pada Kenichi.

“ Minum dulu biar tenang.”

Kenichi terkejut saat melihat aku memberikannya teh. Dia kemudian menghela nafas…

“ Jadi, peranku sudah tergantikan, ya? “ bisik Kenichi.

Meskipun dia terlihat agak sedih, dia juga merasa senang.

“ Ya sudah kalau,gitu. Gak perlu dijelasin  lagi sih, ini."

“ Apa-apaan itu? Memangnya kau tahu apa..? “

“ Hahah ada deh... Oh ya, gimana ? “

“ Hm? “

“Apa kemarin berjalan lancar? “

“ Ya, itu semua berkatmu.” Jawabku singkat sambil memalingkan muka darinya.

Mengingat kejadian kemarin membuat wajahku jadi terasa panas.

“ Syukurlah kalau begitu ! “

Kenici tersenyum puas. Omong-omong aku sering meniru senyuman Ikemen ini di tempat kerjaku, dan tenti saja aku merahasiakannya dari Kenichi.

“ Karena sudah dibersihkan, jadi hari ini tidak ada lagi yang bisa kulakukan.”

“ Mending kau pulang aja ,deh ”

“ Tega banget !! Oh ya, kita bahas rencana buat liburan musim panas aja, yuk !! “

Kenichi mengeluarkan sebuah buku memo dari dalam tasnya, dia membuka halaman yang beruliskan “ Juli”. Pada buku memonya tersebut kulihat penuh dengan jadwal yang sudah dia tuliskan.

“ Rencana? Skip,deh. Soalnya aku kerja.”

“ Hei hei, jangan gitu, lah !! ini musim panas petama kita di kelas 1 SMA, loh!! “

“ Ya, musim panas di mana aku bisa beker----”

Tok, tok, tok…

Aku mendengar suara ketukan pintu dari tempat kami duduk. Berbeda dari ketukan Kenichi sebelumnya, ketukan barusan terdengar elegan. Selain itu, di saat yang sama ponselku juga bergetar. Sungguh waktu yang tidak tepat,

“ Kau gak mau membuka pintunya? Tanya Kenichi dengan heran. Lalu, dia tersenyum dengan mengangkat sudut bibirnya sedikit ke atas.

“ Mungkin itu tukang koran..”

“ Terus, teleponnya gak diangkat? “

“ Nanti bisa aku hubungi lagi.”

Aku tidak punya pilihan lagi selain mengabaikannya. Nanti aku harus meneleponnya untuk minta maaf.

“ Pintunya terbuka, lho. Aku masuk ya..Permisi…, Wah… “

Kami bertiga saling berhadapan satu sama lain. Kenichi spontan tersenyum menyeringai. Kemudian dia mengangkat tangan dan menyapanya.

“ Ouhh ! Wakamiya !

Wakamiya menjawab sapaan Kenichi dengan membungkuk sopan kepadanya.

 “ Yang benar saja…” kataku sambil memegangi kepalaku di atas meja.


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama