Ore no Ie ni Nazeka Gakuen no Megami-sama ga Iribitatte Iru ken Chapter 1 Bahasa Indonesia



CHAPTER 1 :
PERTEMUAN DENGAN SANG DEWI DAN ANAK LAKI-LAKI DARI TIER-D

 


“Kenangan di masa muda.”

Jika ada yang menanyakannya, apa yang akan orang-orang jawab?

Kisah percintaan?

Kehidupan sekolah ?

Atau saat menghabiskan waktu dengan teman dekat?

Ya, orang-orang pada umumnya pasti akan menjawab begitu.

Namun, jawaban tersebut tidaklah berlaku bagi orang sepertiku.

Kisah percintaan ? Aku sama sekali belum pernah mempunyai pacar.

Kehidupan sekolah? Aku bahkan terancam tinggal kelas karena terlalu sibuk kerja sambilan.

Bermain bersama teman dekat ? Sebelumnya, "teman dekat" itu seperti apa? 

Ya...itulah aku.

Untuk seseorang sepertiku, cinta adalah hal yang mustahil, aku bahkan tidak ingin merasakannya.

Bukannya aku merasa rendah diri, tapi aku memang tidak ingin menjalin hubungan dengan seseorang, karena itu sangatlah merepotkan.

Lalu, untuk pertanyaan tadi, jika aku dipaksa menjawabnya maka jawabanku adalah...

“Kerja sambilan”.

Aku hanya menghabiskan waktu luangku hanya untuk itu.

Pada dasarnya, aku tidak bergabung di klub-klub sekolah. Jadi, sepulang sekolah aku langsung pergi kerja dari pukul 17.00.

Begitulah keseharianku.....

 Towa Tokiwagi.

***


" Aduh..kacau sekali hari ini."

Aku menatap langit seraya menunggu lampu lalu lintas.

Sinar matahari pada awal musim panas terasa begitu panas dan menyilaukan.

" Haa~~~"

Andai aku pulang lebih cepat, mungkin aku bisa berangkat kerja lebih awal.

Menyebalkan...

Aku adalah seseorang yang sangat menyukai kerja sambilan.

Tentu saja hal itu terdengar aneh.

Tapi, dengan meluangkan waktu kita untuk bekerja, kita bisa memperoleh hasil dari pekerjaan kita tersebut. 

Lebih tepatnya bukan hasil. Tapi gaji yang dibayarkan oleh perusahaan karena kita sudah bekerja keras.

Hubungan yang saling menguntungkan seperti itulah yang membuatku jadi betah untuk bekerja.

Namun, karena aku masih pelajar. Sebagian orang mungkin menyarankanku untuk menghabiskan waktu dengan bermain bersama teman-temanku saja. Sebab, mereka bilang kerja sambilan hanya membuatmu jadi menyia-nyiakan masa mudamu.

Satu kata saja untuk mereka.


Bodoh.


Aku memang masih pelajar. Tapi, hanya beberapa orang saja yang memiliki hak istimewa untuk dapat menjalani kehidupan seperti itu.

Mereka enak, bisa hidup bahagia dan menikmati hari-hari tanpa memikirkan masalah apapun.

Sedangkan aku. Aku ini cuma berada di kasta terendah sekolah yaitu Grup(Tier) C atau D.

Jadi kurasa mustahil bagiku.....

Meskipun begitu, aku sama sekali tidak merasa iri dengan mereka. Karena, sebenarnya aku tak tertarik menjadi seorang *Riajuu.
(*Riajuu= orang2 populer, mudah bergaul, banyak teman, relasi, kenalan dll. pokoknya gak nolep lah)

Tapi, Bagi kebanyakan orang. Menjadi Riajuu itu adalah sesuatu yang sangat diidam-idamkan. Sehingga, banyak pula dari mereka yang merasa iri melihatnya.

Pesanku untuk orang-orang seperti itu adalah..

Sudahlah, hentikan saja...

Bagaimanapun, itu hanyalah angan-angan yang sulit untuk digapai. 

Akui saja bahwa rumput tetangga memang lebih hijau dari kita. 

Selain itu, kita sebaiknya bersyukur dengan diri kita sendiri.

Omong-omong, aku merasa nyaman dengan kehidupanku saat ini. Sehingga aku tidak berkeinginan untuk naik ke kasta teratas sekolah. Karena bagiku, Itu terasa sangat mustahil.

Bahkan, jika aku diberi pilihan, maka aku akan milih
 kehidupanku saat ini.


***


" Hmm? "

Tiba-tiba aku disambut dengan pemandangan tidak biasa yang  membuatku agak merasa tidak nyaman sekaligus bingung.

Di saat aku berjalan lagi selangkah demi selangkah, perasaan tidak nyaman itu menjadi semakin pasti.

Karena yang kulihat adalah..

" Wakamiya Rin."

Gadis itu sedang duduk di sebuah bangku.

Rambut pirangnya nan halus terlihat berkibas tertiup angin.

Cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah pohon menyinari dirinya bagaikan lampu sorot.

Mirip sekali seperti Dewi yang baru saja turun dari langit..!!

Saat aku menyadari bahwa gadis itu adalah Wakamiya Rin, wajahku seketika menjadi tegang.

Kenapa bisa-bisanya aku bertemu dengan seorang Riajuu ?

Omong-omong, Wakamiya Rin adalah siswi yang satu sekolah denganku. Tapi, kami di kelas yang berbeda.

Sejak pertama kali aku masuk sekolah, aku sama sekali belum pernah mengobrol dengannya. Jadi, aku yakin dia tidak mengenalku.

Tapi, di sisi lain aku mengenalnya.

Karena, Wakamiya Rin adalah gadis yang paling populer di sekolah kami. Sehingga tak ada satupun siswa di sekolah yang tidak mengenalnya.

Pada saat upacara penerimaan siswa, dia berdiri di atas panggung sebagai perwakilan para siswa baru. Sebab, dia mendapatkan nilai yang sempurna pada saat Tes seleksi.

Selain itu, penampilannya dan pesonanya juga akan menarik perhatian siapapun yang ada di sekitarnya. Sampai-sampai aku ingin berteriak mengatakan...

"gadis ini benar-benar dikaruiniai kesempurnaan oleh tuhan !!"

Ya, semua orang pasti setuju dengan itu...

Dia memiliki wajah yang cantik serta sosok yang menarik.

Selain itu,tidak hanya hebat dalam hal akademis, dia juga hebat dalam berolahraga.

Dia itu Tier SSS !! 

Bukan, lebih tepatnya berada di posisi teratas tanpa ada yang setara dengannya !!

Bisa dibilang dia itu adalah Dewinya Riajuu !!

Tapi, yang membuatku bingung adalah...kenapa selebriti sekolah bisa ada di sini? padahal tempat ini "kan jauh dari sekolah.

Yah, itu bukan urusanku....aku tidak peduli. Lagi pula, kehidupannya juga sangat berbeda jauh dariku.

Aku menghela nafas dan mulai berjalan melewatinya.

" Guuu..(suara perut)"

Begitu aku lewat tepat di depannya, aku mendengar suara yang terdengar samar.

Apa itu hanya imajinasiku saja?

" Guuuuu...."

"Haa~~" (Wakamiya)

Kali ini giliran Wakamiya lah menghela nafas. Rupanya,s
uara tadi bukanlah imajinasiku.

" Kenapa aku bisa lupa, sih.." Gumam Wakamiya dengan suara pelan.

Sebenarnya, Aku bisa saja pergi tanpa memedulikannya. Tapi, aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja.

Selain itu, perasaan bersalah akan menghantuiku jika aku tidak membantunya.

Ahh.. sial, bagaimana ini...!!

Baiklah, apa boleh buat.....

Aku pergi dan bergegas menuju ke tempat kerjaku.

Tiba disana, aku membeli sesuatu dan kembali lagi untuk memberikannya pada Wakamiya.

" Eh? Itu apa? "

" Kamu bisa lihat sendiri kan? Ini kentang panggang.."

Sejenak, Wakamiya menatapku.

" Aku gak mau. " Jawabnya dengan suara datar.

Tidak heran dia menolaknya. Karena, seorang pria asing tiba-tiba saja datang dan memberikannya sesuatu. 

Jadi wajar-wajar saja dia mencurigaiku.

"Apaan nih? Racun? Apa jangan-jangan, orang ini ingin mencelakaiku? " Mungkin seperti itulah yang ada di pikirannya saat ini.

Walaupun Wakamiya menatapku dengan curiga, dia tidak terang-terangan menujukkan rasa ketidaknyamannya kepadaku.

Apa mungkin dia sudah terbiasa dengan kejadian seperti ini?

Yah, namanya juga gadis cantik. Tentu saja hal-hal semacam ini sudah menjadi makanannya sehari-hari.

Kemudian, aku meletakkan kantong kertas berisi kentang panggang tersebut di sebelah tempat duduknya Wakamiya.

Karena melihat ada makanan, bunyi perutnya semakin menjadi-jadi.

Wakamiya terus menerus menekan perutnya karena menahan rasa lapar. Tidak hanya itu, wajahnya juga terlihat memerah.

Aku pun tersenyum masam begitu m
elihatnya seperti itu...

" Okelah, gini. Sebelumnya, kamu gak perlu berterima kasih. Aku sebenarnya tidak ingin ikut campur kok. Tapi, saat aku melihatmu kelaparan seperti ini. Aku gak bisa untuk menutup mata dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Selain itu, aku sebenarnya ingin membuang kentang tersebut soalnya aku sudah tidak mau lagi. Tapi karena aku kebetulan bertemu denganmu. Jadi, kentangnya buat kamu saja."

" Kebetulan bertemu denganku ? "

" Yup.."

" Tapi ini kok kentangnya masih kelihatan panas seperti baru dimasak ya?

" Ya, itu juga kebetulan. Anggap aja kamu lagi beruntung bisa dapetin kentang yang masih panas. Sudah, gak usah banyak tanya, ayo makan aja. Tapi, jika kamu tidak mau. Bantu aku membuangnya ya. Nah, kalau begitu selamat tinggal.."

" Anuu..! "

Sekilas aku melirik ke belakang saat Wakamiya berteriak memanggilku. Namun, aku memilih untuk mengabaikannya dan melanjutkan perjalananku.

Sejatinya, dia adalah seseorang yang hidup di dunia yang berbeda denganku.

Jadi, aku tidak mau lagi terlibat dengannya lebih dari ini, begitu juga di masa yang akan datang.

Tapi, baiklah..tak apa sesekali membantu seseorang. lagi pula, itu bukanlah hal buruk.  Aku juga tidak terlalu memikirkannya.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama