Ore no Ie ni Nazeka Gakuen no Megami-sama ga Iribitatte Iru ken Chapter 32 Bahasa Indonesia.

CHAPTER 32 : Riajuu ,Giuran Makanan, dan GAP.

Suasana tegang ini terasa meggelitik kulitku. Saat ini, aku sedang memperhatikan Kenichi sambil menahan nafas. Aku hanya bisa menyesali perbuatanku karena sudah menyebabkan kekacauan ini. Kenapa bisa berakhir seperti ini? Itu karena..

“ Apa ini ? bisa tolong jelaskan ini maksudnya apa? “

“ Ah..Kotone, itu..”

Kenichi hanya bisa duduk pasrah mendengarkan nada suara yang dingin dari ponselnya. Dia yang tadinya bertubuh tinggi, seketika menciut seperti kurcaci.

“ Ini penghianatan, pantas dicambuk sampai ribuan kali.”

Aku bahkan sampai gemetar mendengar suaranya yang sedang marah tersebut. Tapi, Wakamiya sepertinya tidak terlalu memedulikanya, dia justru membereskan peralatan makan yang ada di atas meja sambil bersenandung. Wajahnya juga ceria seperti anak kecil. Di saat aku melihatnya seperti itu, tanpa sadar perasaanku jadi rileks. 

Sementara itu di saat yang sama, Kenichi menatapku, dia seperti ingin menyalahkanku. Mau bagaimana lagi, lagipula ini memanglah salahku.

“ Hei, hei… kamu gak perlu sampai semarah itu, ‘kan?”

“ Kamu masih belum ngerti ya, Kenichi? Kamu itu sudah melakukab perbuatan yang sangat jahat kepadaku.”

“ aku ‘kan cuma mengirimimu foto, kamu gak perlu marah-marah soal i….. eh..”

Menyadari bahwa dia sudah salah bicara, suaranya langsung berubah jadi cempreng dan wajahnya seketika tegang.

“ Waduh..” gumam Kenichi.

“ Aku juga ingin makan masakannya Rin !! “

Suara Fuji-san yang biasanya terdengar kalem, sekarang jadi merengek seperti anak kecil. 

Dengan senyum getir, Kenichi menatapku lagi dengan tatapan tajam. 

Sebenarnya, akulah yang memotret foto masakannya Wakamiya dengan ponselnya Kenichi dan mengirimkannya kepada Fuji-san. Alhasil dia marah.  Fuji-san bilang“ Aku sedang diet. Jadi, jangan kirimkan foto makanan yang menggoda seperti itu.”  

Tidak hanya itu, aku juga mengirimkan pesan yang  menyatakan bahwa Kenichi lebih suka masakannya Wakamiya dibanding Fuji-san. 

Bagaimanapun juga ini adalah salahku, dan aku harus bertanggung jawab. Aku tidak menyangka pembalasan kecil dariku untuk Kenichi akan berakhir seperti ini. Kepalaku jadi pusing karena memikirkan masalah ini.

“Tapi ‘kan kamu nggak perlu sampai semarah itu..”

“Kenichi nggak ngerti !! Masakannya Rin itu enak banget !! apalagi roti panggang prancisnya, itu aku suka banget..!! pokoknya kamu nggak boleh memakannya tanpa sepengetahuanku….. !! "

“ Padahal bukan aku doang yang makan, loh”

“ Kalau Tokiwagi-san boleh….kalau Kenichi gak boleh..”

“ Eh…”

Loh, kenapa hanya aku yang diperbolehkan ? selain itu, aku baru tahu ternyata Fuji-san suka Roti panggang ala prancis.

Kenichi menatapku lagi seolah-seolah ingin meminta pertolongan dariku. Menyadari itu, aku lalu menatap Wakamiya untuk meminta bantuan juga seolah-olah sedang mengoper tongkat estafet dari Kenichi kepadanya. Wakamiya tersenyum dan tertawa kecil saat menyadari tatapanku tersebut. Kemudian, dia mendekat ke ponselnya Kenichi. 

Wakamiya bagaikan seorang dewi penyelamat bagi kami.

“Kotone-chan, kalau kamu mau, nanti aku buatin juga buat kamu. Bahan-bahannya masih ada yang tersisa, kok.”

Jawaban yang sempurna…

“ Beneran?? “

“ Tentu saja. Tapi, ini buat makan siangmu, gak apa-apa, kan? “

“ Yeeee….!! Rin daisuki !! “

Lalu dia menutup teleponnya. Jujur saja, suaranya barusan imut sekali, aku sejenak sampai bertanya-tanya apakah itu beneran suaranya Fuji atau bukan. Yah, untuk menghargai Fuji-san, anggap saja aku tidak mendengarnya.

Jika Wakamiya ingin membuatkan makanan untuk Fuji,  itu artinya dia akan tetap di sini sampai siang. Aku jadi senang mndengarnya.

Lalu, aku sejenak memperhatikan Kenichi, dia terlihat agak gemetar sambil memukul-mukul meja.

“ Maaf ya Kenichi, Aku sudah kelewatan.”

Aku membungkukkan kepalaku kepada Kenichi. Aku menyesal karena sudah menganggu mereka berdua sehingga menyebabkan mereka bertengkar. Meskipun tidak menyebabkan pertengkaran hebat, perbuatanku itu tetap tidak dapat dibenarkan.

Kenichi lalu memegang bahuku. Tubuhku seketika tegang seolah-olah bersiap dengan sesuatu yang tidak menyenangkan.

“ Towa, kau benar-benar luar biasa  !!”

Aku tercengang mendengarnya, responnya benar-benar di luar perkiranku.

“ Berkatmu, aku bisa melihat sisi langkanya Kotone. Terima kasih banyak, ya ! Biasanya dia pernah tidak menujukkan sisinya yang seperti itu kepada siapapun, soalnya dia pemalu, sih.”

“Eh? Tapi 'kan gara-gara ini kalian jadi berantem? “

“Hm? Nggaklah. Kami gak akan berantem sama hal-hal yang kayak, gitu. Lagian kita nganggapnya cuma bercandaan doang, kok. Makanya hubunganku dengan Kotone selalu awet.”

“ Kau keren sekali. Kenichi..”

Itulah Ikemen, baik kepribadian dan penampilannya menyatu di dalamnya. Dia benar-benar keren. Jujur saja, aku iri dengannya. Aku juga ingin seperti itu. Tapi,  itu tidak akan terjadi, karena tak ada gunanya bagiku untuk mengarapkan hal yang mustahil seperti itu.

“ *Gap Moe benar-benar hebat, bukan? “ teriak Kenichi sampil mengacungkan jari jempolnya kepadaku.

(TN: *seseorang yang memiliki perbedaan yang mencolok antara penampilan dan kepribadiannya)

“ Oh ya Katou-san, apa Kotone-chan tau apartemennya Tokiwagi-san? “

“ Waduh..dia gak tau sama sekali.”

Setelah itu, Kenichi menerima telepon dari Fuji yang saat ini sedang tersesat dan dia pun bergegas pergi menjemputnya.


Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama