Ore no Ie ni Nazeka Gakuen no Megami-sama ga Iribitatte Iru ken Chapter 31 Bahasa Indonesia.

 


CHAPTER 31 : Sarapan Bersama Si Riajuu


Sekarang...ruangan kecil ini jadi semakin sempit karena ada tiga orang di dalamnya. Suasana terasa canggung. Tapi Kenichi dan Wakamiya sepertinya tidak mempedulikannya. Sikap mereka sama seperti biasanya.

“ Selamat pagi Tokiwagi-san dan juga Kato-san.”

“ Wah ! tak kusangka bakalan seperti ini..”

“ Kato-san, kamu ada apa kemari ? “

“ Aku sebenarnya ingin membersihkan apartemennya Towa ! tapi, kayaknya dia udah gak butuh aku lagi, deh. Iya ‘kan, Wakamiya? “

“ Fufu, jadi begitu..”

Aku hanya bisa menghela nafas melihatnya. Bisa-bisanya mereka bicara santai begitu.  Ha.., sebenarnya aku tidak ingin Kenichi tau hal ini, tapi sekarang dia sudah mengetahuinya.

“ Wakamiya-san, kalau kamu mau ke apartemenku, kasi tau aku dulu dong..”

“Eh.. begitu,ya? Kukira aku gak perlu ngasi tau, soalnya aku ‘kan selalu rutin datang ke sini.”

“ Tu-tunggu !.”

Aku spontan panik dan menutup mulut Wakamiya. Aku merasakan sensasi bibirnya Wakamiya di tanganku. Tapi, bukan saatnya untuk memikirkan itu.

Ya, semuanya sudah terlambat..

“ Hoo, jadi kamu selalu datang ke sini,ya..” ucap Kenichi sambil tersenyum lebar.

Wakamiya menggumamkan sesuatu. Karena aku menutup mulutnya, tanganku jadi terasa geli. Aku menghela nafas dan melepaskan tanganku dari mulutnya.

“ Tokiwagi-san? “

Wakamiya menatapku dengan kesal dan pipinya terlihat memerah. Aku melirik ke arah Kenichi untuk meminta bantuan. Tapi dia malah nyengir kepadaku. Jelas dia tidak ingin membantuku.

“ Tiba-tiba menutup mulut cewek itu gak sopan,lho…"

“ Maaf, aku gak sengaja.”

Aku melemaskan bahuku dan menatap ke atas langit-langit apartemenku. Sebaiknya Wakamiya tidak boleh bicara ceplas ceplos begitu,’ kan. Apa dia tidak merasa khawatir jika seseorang tahu dia datang ke apartemenku ? selain itu, apa dia tidak merasa malu ?

Sepertinya dia tidak merasa begitu. Tapi, cewek-cewek biasanya malu, ‘kan?

“ Oh ya Tokiwagi-san, kamu udah sarapan? “

“ Belum,sih.”

“ Kamu harus sarapan, ya. Karena sarapan adalah sumber energi untuk beraktivitas sepanjang hari. “

“ Iya, iya..aku tau kok.”

“ Kalau kamu udah tau, maka perbaikilah gaya hidupmu. Sekarang Aku pinjam dapur kamu sebentar, ya? Aku bikinin makanan yang sederhana aja, gak apa-apa, kan? “

“ Iya, terserah kamu, aja.”

Dengan terampil, Wakamiya mengambil wajan penggorengan dan menyiapkan bahan-bahanya. Lalu, dia mulai memasak makanannya.

Kenichi melihatnya dengan perasaan terkagum-kagum sambil mengangguk-nganggukkan kepalanya. Dan kemudian dia mendekatiku.

“ Dia udah kayak istri idaman, ya.” Bisik Kenichi kepadaku.

 Omongannya sudah seperti orang tua saja. Karena kesal, Aku berdehem ringan dan menyuruhnya untuk menjauh dariku.

“ Entahlah… tapi, dia orangnya memang perhatian. Kemampuan memasaknya juga patut diacungi jempol.”

“Ho ho ho, tapi serius, loh. Gerakannya sangat terampil, seolah-olah sudah terbiasa melakukannya.”

“ Ya, Wakamiya hebat sekali, kan? “

“ Selain itu, kamarmu juga benar-benar terlihat bersih. Aku tidak percaya jika dia hanya datang sekali atau dua kali saja..”

“ Hmm..”

“ Jangan Cuma “hmm..hmm” doang.., ayolah akui saja..”

Aku mengalihkan pandanganku dari tatapan Kenichi dan memperhatikan Wakamiya. Menyadari bahwa aku sedang memperhatikannya, Wakamiya tersenyum ringan. Raut wajahnya sungguh menawan, tapi efeknya malah...

Ya, setelah Kenichi memperhatikan kami yang saling menatap, Riajuu itu seolah-olah baru saja menyaksikan sebuah kisah asmara antara dua orang yang sedang jatuh cinta.

“ Haduh...”

“ Mau pake alasan apa lagi. Sekarang sudah jelas , kan? Jadi, gimana ceritanya? “

“ Apanya ? kau nggak lihat, dia cuma ingin memberi makan anjing liar, yaitu aku. “

“ Hm ? jadi kalian berdua tidak berpacaran? “

Aku menghela nafas mendengarnya berkata demikian. Kesalahpahaman ini sudah terlalu parah.

“ Enggaklah, itu nggak mungkin terjadi. Soalnya, kami hidup di dimensi yang berbeda.”

“ Kalian berdua tidak berpacaran? Meski sudah sedekat itu? “

“ Aku gak tahu gimana kelihatannya.  tapi yang jelas, hubungan kami tidak sampai seperti itu.”

“ Seriusan ? ah..yang benar saja“

Karena kaget mulut Kenichi terbuka lebar seperti seekor buaya. Wajah Ikemennya itu seketika hancur oleh raut wajahnya yang sekarang terlihat seperti orang bodoh.

“ Makananya sudah hampir siap, nih. Kato-san, kamu juga mau?”

“ Oh, sankyu ! aku juga akan memakan bagiannya Towa.”

“ Fufu, aku membuat banyak, jadi aku sudah menyiapkan bagianmu.”

Wakamiya meletakkan hidangan itu ke atas piring dan menyajikannya di depan kami.

“ Woah” Respon Kenichi dengan kagum.

Hidangannya adalah Roti panggang ala prancis, Ham telur, salad dan sup hangat. Tidak ada satupun dari hidangan ini yang bisa dibilang sebagai masakan ‘sederhana’ seperti yang dikatakan Wakamiya tadi. Sebaliknya, makanannya terlihat mewah dan dibuat dengan sepenuh hati.

“ Towa, ini luar biasa..”

“ Makan aja, gak usah banyak bacot..”

Sambil menghela nafas melihat Kenichi yang sangat antusias, aku lalu mengambil salah satu hidangan tersebut. Ketika ingin memakannya, Wakamiya tiba-tiba menepuk tanganku.

“ Sebelum makan harus bilang apa? “

“ Iya, iya..hmm..selamat makan,”

“ Nah, ayo..silahkan dimakan..”

Dengan semangat penuh aku lalu memasukkan makanannya ke dalam mulutku dan mengunyahnya. 

“ Tidak mungkin Kotone bisa membuat hidangan yang seperti ini..” singgung Kenichi sambil tertawa.

Bakalan menarik jika aku mengadukan ini pada Fuji-san.  Ya, ini akan jadi pembalasan kecil dariku untuknya.

Kami bertiga duduk berkumpul di apartemenku yang kecil ini , tapi entah kenapa rasanya tidak sempit lagi.

Sebelumnya | Daftar isi | Selanjutnya

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama