Ore no Ie ni Nazeka Gakuen no Megami-sama ga Iribitatte Iru ken Chapter 24 Bahasa Indonesia.

 




Chapter 24: Sang Dewi itu adalah Penasihat yang Baik

 

“ Ternyata benar ya, seseorang bisa berubah karena Wanita..”

Kenichi yang belakangan ini sering datang dan duduk di sebelahku saat jam istirahat bergumam dengan pandangan termenung.


Karena dia ini Ikemen (Cowok ganteng) ekspresi melamunnya itu membuatku jadi merasa kesal. Sebab jika kita memotretnya dia masih saja terlihat keren dengan ekspresi melamunnya itu.

“ Kenapa kau masih di sini? Ayo pergi sana, temui pacarmu.”

Saat ini aku sedang menggarisbawahi bagian yang tidak ku mengerti pada pelajaran sebelumnya. Sebab, Wakamiya belum menyuruhku untuk berhenti melakukannya.

Hmm..

Jumlah yang ku garisbawahi berkurang dari sebelumnya. Apa karena teknik mengajarnya Wakamiya cukup ampuh untukku?

“ Aku sudah sering menemuinya, lagi pula aku tidak semesra Towa seperti yang dia pamerkan tadi pagi..”

“ Kami berdua tidak ada hubungan apa-apa..”

"Benarkah? Tapi aku kaget loh ngeliat Towa dan Wakamiya berjalan berduaan tadi pagi ! Ada apa ini sebenarnya ? Kasi tau aku,dong. Gimana awalnya kalian berdua bisa bertemu dan saling mengenal gitu.Tenang aja aku bakal merahasiakannya, kok.."

“ Gak mau ah, mulutmu ember soalnya..”

“ Kejamnya !!”

Kenichi mempunyai lingkaran pertemanan yang luas. Tidak seperti orang-orang pada umumnya, dia dapat dengan mudah membuat dan menyebarkan sebuah informasi tertentu contohnya rumor.

Namun, bukan berarti dia tidak bisa menjaga mulutnya, sebaliknya, dia adalah orang bisa dipercaya, jujur dan tidak ingkar janji.

Walaupun begitu, aku tetap enggan untuk memberitahunya sebab kemampuannya yang ‘bisa tahu segalanya’ itu membuatku jadi merasa dipecundangi olehnya sehingga aku malas untuk memberitahunya.

Selain itu, aku juga tidak tahu jawabnya.

Apa yang membuat Wakamiya terlibat di kehidupanku ? Kenapa dia begitu baik padaku ?

Dia seolah-olah seperti diperintahkan oleh seseorang untuk membantuku, Tapi  ya..entahlah.

“ Saat malam hari, kalian juga pernah berjalan berduaan kan ? “

“ Haah..?”

Aku memasang ekspresi terkejut untuk menyembunyikan rasa kekesalanku padanya.

“ Jadi gini, beberapa orang memberitahuku kalau mereka melihat kalian berjalan berduaan di malam hari..”

"Ohh, itu mah saat aku pulang kerja. Jadi saat di jalan aku gak sengaja bertemu dengan Wakamiya, akhirnya kita jadi pulang bareng."

“ Dalam dua hari beturut-turut ? “

“ I-Iya, dua hari berturut-turut..” Jawabku dan mengalihkan pandanganku darinya.

Tak ku sangka orang-orang melihat kami bahkan secara berturut-turut.

“ Ayolah, ngaku aja, gak perlu disembunyikan~”

“ Mengaku apanya ? Aku nggak menyembuyikan apa-apa..”

“ Kau gak perlu malu..”

“ Siapa yang malu ? “

Disaat aku menyangkal ucapannya, seringai Kenichi itu masih tak dapat ku hilangkan, Sebab dia tidak mempercayai ucapanku.

Namun, yang jelas aku bersikeras untuk tidak akan memberitahunya.

“ Ya ampun, dasar keras kepala, Tapi, aku senang loh, ternyata ada orang lain yang bisa mengerti sifatnya Towa."

“ Oh yaaa? masa? Kalau gitu, bisakah kau pergi ? kau mengangguku belajar..”

"Waahh, Mendegar ucapanmu barusan dapat ku simpulkan bahwa….Kekuatan cinta benar-benar luar biasa..!"

“ Argghhh, heh dengar yaa, Ughh..berhentilah mengait-ngaitkannya dengan hal lain, kayak cewek tau gakk…!!

Aku menghela nafas dan mengeluarkan buku pekerjaan rumahku (PR) untuk pelajaran berikutnya. Sebenarnya, PR nya sudah kukerjakan kemarin, jadi aku berniat memeriksanya, kalau dipikir-pikir ini adalah pertama kalinya aku membuat PR sejak aku pertama kali masuk Sekolah menengah.

“ Towa, Apa yang sebenarnya terjadi saat kita makan kemarin dan juga pas tadi pagi ? Kau sebelumnya selalu membantahnya kan ?kalau kau itu tidak dekat dengannya.”

Tanya Kenichi dengan Wajah serius.

“ Aku hanya belajar bahwa…aku gak akan pernah menang melawan perempuan..” Jawabku jujur pada Kenichi.

Ya lebih tepatnya, laki-laki tidak akan pernah menang melawan air matanya perempuan.

“ Hmm, Yah.. sebenarnya kelakuanmu yang kemarin itu tidak bisa dibenarkan. Jadi ya..aku senang akhirnya kau sadar."

“ Aku minta maaf soal itu..”

" Kau harus minta maaf padanya soal kejadian kemarin…Eh Tidak, tunggu.." Ujar Kenichi sambil meletakkan tangannya dibawah dagunya.

Aku melanjutkan pekerjaanku sembari memperhatikannya dari sudut mataku.

“ Ayo kita siapkan hadiah untuknya !! “

“ Haa ? Kok tiba-tiba mikir, gitu? Aku sebenarnya sudah minta maaf dengannya…”

“Aduhh. Kau tidak mengerti ya Towa. Entah kenapa kebanyakan laki-laki cenderung mikir" Kalau udah minta maaf ya udah, selesai.." Pada kenyataanya itu sebenarnya masih belum cukup.”

Aku tidak mengerti apa yang Kenichi ingin sampaikan.

Jadi ini masih belum berakhir meskipun aku sudah minta maaf dengannya ? Pikirku sambil meletakkan pena yang ku pegang di atas meja.

“"Jadi aku harus memberinya hadiah sebagai tanda ucapan permintaan maaf gitu..?"

"Waa! Kau benar-benar gak ngerti ya Towaー.Jika kau melakukan itu dia pasti bilang" Kamu sengaja memberiku ini supaya kita berdua bisa melupakan masalah kita kan? Kamu gak tulus ih.."

"Haah..terus aku harus ngapain? Jadi maksudmu aku harus minta maaf lagi tanpa memberinya apa-apa?"

" Ehh ? Waa, Maaf maaf aku yang salah. Jadi gini Towa, kau harus mempelajari isi hati perempuan terlebih dahulu.." Ujar kenichi sambil mengangkat-ngangkatkan bahunya seperti komedian Amerika.

Ugh, kenapa dia menyuruhku untuk memahami isi hati wanita, aku bahkan tidak cukup berpengalaman dengan itu.

“ Yang harus ka lakukan adalah dengan memberinya hadiah sebagai tanda terima kasih..”

“ Bukan sebagai permintaan maaf ? “

“Sebaiknya kau memberi hadiahnya sebagai tanda terima kasih. Coba pikir, apa Wakamiya mau menerima hadiah yang kau berikan itu sebagai tanda permintaan maaf?

"Iya juga, sih, kayaknya dia gak bakal mau."

Aku dan Wakamiya memang belum terlalu lama saling mengenal. Namun, aku yakin jika aku memberinya sesuatu seperti hadiah tanda permintaan maaf ini dia pasti akan bilang "Aku gak mau menerimanya". Dia akan menolaknya secara terang-terangan.

Selain itu, ide memberinya hadiah ini sepertinya percuma saja. Karena Wakamiya tidak pernah meminta kompensasi maupun imbalan apapun padaku. Ujung-ujungnya dia pasti mengelurkan kalimat andalannya “ gak apa-apa, kok. Santai aja, aku melakukannya karna iseng-iseng doang, kok.

Jadi...

“Kenichi, setelah kupikir-kupikir, kurasa Wakamiya juga gak akan mau menerimanya deh, meskipun hadiahnya sebagai tanda terima kasih.."

Setelah aku menyatakan itu, Kenichi menyerigai. Raut wajahnya seperti ingin mengatakan ‘ Aku menunggumu mengatakan itu ! ’ 

" Waaa~Towa ! Kau akhirnya mengerti !! "

" Haa? Kalau memang begitu, kita kembali ke titik awal lagi, dong? Lalu apa gunanya pembicaraan kita tadi ?"

“Hahaha, Maaf..maaff..” Jawab kenichi sambil tertawa riang.

“ Tapi, pembicaraan kita tadi tidak sepenuhnya tak berguna kan ?”

“ Lalu, apa? Cepat katakan saja, gak usah buang-buang waktu..”

“ Dasar tidak sabaran..”

“ Terserah kau mau bilang apa..”

Aku menghela nafas, sesaat terpikir olehku, “Kalau aku memberinya hadiah, hadiah apa ya yang bagus untukknya”

“ Iya, iya gak perlu marah, gitu ! tentang memberinya hadiah itu memang benar, kok. jadi waktu yang kau gunakan untuk memikirkan hadiah apa yang cocok untuknya sebentar ini tidak sia-sia..”

“ Hei, jangan seenaknya membaca pikiranku ya..”

Tidak sepatutnya isi kepala ku ini mudah sekali untuk dibaca, Tapi, selain dari Kenichi, Wakamiya juga dapat dengan mudah menebak tindakanku. Apa mungkin karena aku ini seorang yang berpikiran sempit ?

“ Intinya dari pembicaraan ini adalah…Hari ulang tahunnya Wakamiya. Dia akan berulang tahun dalam waktu dekat. Jadi, beri dia hadiahnya saat hari ulang tahunnya tiba..”

“ Bilang dari awal, dong.."

“ Kalau aku bilang dari awal kau pasti bilang gini “ Eh? Ngapain aku tiba-tiba memberinya hadiah ?....Enggak ah aku gak mau..” iya, 'kan ? “

“ E-enggak lah…”

“ Tuh, kau jadi gagap, gitu ”

Aku mendecakkan lidah dan menopangkan daguku diatas telapak tanganku..

“ Tapi, Setelah kau tau kalau kau perlu mengucapkan rasa terima kasih, meminta maaf dan juga baru saja tahu kalau dia akan berulang tahun…maka kau akan memilih melakukannya kan? “

“ Berhentilah mempengaruhiku secara tidak langsung ..”

“ Kalau tidak dengan cara ini, kau gak bakalan mau kan.? “

“"Iya, sih…"

Aku menghela nafas lagi, Haa, aku dari tadi menari-nari diatas telapak tangannya Kenichi bukan ?

Aku mendongak dan menjatuhkan bahuku sebagai bentuk tanda pasrah.

“ Haa, baiklah, aku menyerah. Jadi tolong bantu aku ya, hadiah apa yang cocok ku berikan untukknya..”

 “ Hohoo, serahkan saja padaku..” Jawab kenichi sambil tertawa dengan mengacungkan jari jempolnya.

Hingga pada akhirnya, pria tampan ini mengajariku banyak hal, sampai waktu istirahat habis.

 

 

 Sebelumnya | Daftar isi |Selanjutnya

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama