CHAPTER 21
“
Aku mengerti. Aku tidak akan melakukannya didepan umum kecuali Tokiwagi-san
bersikap seperti itu lagi.”
“ Ku dengar air mata adalah senjatanya wanita. Bukankah begitu ? “
" Tentu saja, aku memanfaatkan senjataku itu semaksimal mungkin "
" Haa... Wakamiya-san, kamu kayaknya cocok jadi Aktris deh..."
" Aku tidak tertarik dengan yang begituan"
" Hoo baiklah kalau begitu"
" Tadi itu aku beneran merasa sedih, aku tidak berpura-pura " jawab Wakamiya dengan senyuman pahit yang sedikit sedih.
" Maaf " ucapku sambil membungkuk kepadanya.
" Apa benar tidak apa-apa ? Aku melakukannya supaya rumor-rumor ini tidak
muncul lagi, tapi akhirnya usahaku malah jadi sia-sia begini ”
" Iya tidak apa-apa, kita bersikap biasa saja seperti sebelumnya"
" Haaa...baiklah kalau begitu"
Spontan aku tersenyum masam mendengar jawaban dari Wakamiya dan menyeruput teh
yang sudah diseduh olehnya.
" Walaupun begitu Tokiwagi-san sudah menyakiti perasaanku.."
" Eh ? kalau soal itu aku minta maaf deh"
" Hatiku retak dengan sangat dalam bagaikan sebuah jurang. "
" Sebuah jurang katamu ? "
" Hati manusia sangatlah rapuh, kamu itu sebenarnya sangat sangat sangat menyakiti perasaanku."
" Aku benar-benar minta maaf "
" Aku diperlakukan seperti gadis murahan "
" Heii, jangan bicara yang aneh-aneh! "
" Apa kamu punya ide untuk menghilangkan rasa sedihku? "
" Hmm apa ya.."
" Kalau begitu bagaimana kalau tidur siang saja ? "
" Tidak "
Wakamiya menanggapinya dengan sangat cepat dan nada suaranya terdengar dingin.
" Menghabiskan uang dengan berbelanja ? "
" Tidak "
" Makan sampai perut meletus"
" Apalagi itu! "
" Bagaimana kalau pergi refreshing
ke suatu tempat"
" Boleh juga tuh Tokiwagi-san, kita pergi bersama-sama yuk"
" Eh? kok aku? "
" Ayo Tokiwagi-san, tentukan tanggal, jam dan tempatnya ya. Aku benar-benar
sangat menantikannya.
" Hei tunggu sebentar ! Kenapa harus denganku ? Kamu 'kan bisa pergi dengan Fuji dan yang lainnya ? "
" Iya juga ya "
Merasa lega aku mengelus dadaku, Syukurlah akhirnya dia jadi berubah pikiran. Maka dari itu aku akan memb--
" Tapi untuk kali ini, aku ingin pergi dengan Tokiwagi-san."
Ahh sial... !
Aku harus melakukan sesuatu..
" Oh iya kita kan mau ada ujian."
"Benar juga. Kalau begitu kita perginya setelah selesai ujian saja. Anggap saja ini imbalan atas kerja keras kita ketika ujian"
" Aku juga mau kerja "
" Soal itu, serahkan saja padaku, biar aku yang mengurus jadwal shiftnya "
Ya ampun, kenapa, sih, dia selalu menghalangi semua rencanaku ? Ada saja jawabnya, sepertinya aku tidak akan pernah bisa menang melawannya.
" Berarti sudah diputuskan nih, kita akan pergi berdua saja? "
" Yup, sekali sudah diputuskan tidak boleh diganggu gugat "
" Iya iya baiklah aku mengerti "
Aku bisa merasakan keinginannya yang kuat dari tatapan matanya. sungguh dia benar-benar keras kepala..
" Baiklah kalau begitu, sekarang saatnya belajar. "
" Apa!? Kok sekarang? "
" Kapan lagi ? Kalau kamu terus-terusan menundanya kamu tidak akan bisa menjawab soal ujiannya dengan benar "
" Iya tapi kan hari ini aku sedang tidak mood belajar. "
" Memangnya kamu tidak bisa mengubah atau mengontrol mood kamu sendiri ? "
" Aku tidak punya kemampuan yang seperti itu."
" Begitu ya ? Aku jadi terkejut mendengarnya."
" Aku yang harusnya lebih terkejut "
" Baiklah, kalau begitu ayo kita ubah mood kamu supaya jadi semangat belajar"
" Haa ? Aku harus merubahnya? "
Seketika wajahku menjadi tegang dan kaku.
" Wajahmu jangan terlihat gugup begitu, santai saja. Sekarang coba dengarkan dan ikuti perintahku. "
" Haaa baiklah "
Pada akhirnya aku mengikuti perintahnya..
" Pertama-tama angkat tanganmu tinggi-tinggi "
" Seperti ini ? "
Aku mengangkat tangan kananku..
" Iya begitu, selanjutnya coba katakan ini sambil berteriak ' Aku sangat bersemangattt! "
" Bagaimana bisa besemangat kalau suaramu datar begitu "
" Ya karena aku sedang tidak ingin berteriak, nah sekarang giliranmu Tokiwagi-san, coba teriakkan dengan sangat keras."
" Haaa kamu serius ? Setelah ini tidak ada lagi kan ?"
" Masih ada lagi, setelah ini kamu harus membuat senyuman bahagia."
" Haaaaaa ? "
Teriakan melengking keluar dari mulutku.
" Aduh sulit sekali, kenapa kamu secara tiba-tiba menaikkan level kesulitannya sih.."
" Kalau ditempat kerja kamu bisa melakukannya, kenapa yang ini tidak ? "
" Ayo cepat lakukan.."
" Cih, Iya iya "
Aku menarik nafas dalam-dalam...
Anggap saja sedang di tempat kerja, anggap saja sedang di tempat kerja...
Aku mengucapkannya berulang-ulang di dalam hati.
" Aku sangat bersemangatttttt !!!!! "
"........"
Wakamiya hanya menatapku dengan senyumannya yang menawan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
" Hei bagaimana? Katakan sesuatu "
" Tokiwagi-san, kamu manis sekali saat tersenyum"
" Aku tidak membutuhkan penilaian yang seperti itu "
" Bagaimana? Apa sudah merasa bersemangat ? "
" Yang ada wajahku jadi terasa panas " Aku mengipasi Wajahku lagi dengan tanganku
" Sebenarnya kamu tidak perlu begitu, sih "
"Hei...kamu ingin mempermalukanku ? "
" Tapi yang jelas kamu jadi merasa segar 'kan? "
" Iya sih, kurasa begitu.."
" Nah berarti caranya berhasil. Kalau begitu kita mulai yuk belajarnya"
" Iya "